demam berdarah

TUJUAN DAN STRATEGI
 Tujuan Umum
Terselenggaranya Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dengan baik untuk dapat mencegah Kejadian Luar Biasa (KLB) DBDmelalui kerja sama lintas program dan lintas sektoral sehingga dapat mencegah kematian dan menekan angka kesakitan penyakit malaria.
 Tujuan Khusus
Terselenggaranya Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) pada tingkat pelayanan kesehatan terdepan (Puskesmas) dalam mengantisipasi kemungkinan terjadinya KLB DBD
Terselenggaranya upaya penanggulangan KLB DBD secara dini sesuai rangkaian langkah-langkah kegiatan yang rasional, efektif, efisien dalam mencegah terjadinya kematian dan menurunkan angka kesakitan secara dini pada KLB DBD
“DI DAERAH ITU TELAH TERJADI KLB DBD”
c. Membuat rencana penanggulangan KLB
– Menyusun rencana kegiatan
Kegiatan yang harus dilakukan dalam penanggulangan sebagai berikut :
• Pemberantasan vektor
• Distribusi kelambu berinsektisida (ITN).
• Larviciding.
• Penyelidikan epidemiologi
Pengamatan entomologi
Untuk meminimalisir wabah penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD)
• Dinas Kesehatan melakukan berbagai langkah-langkah proaktif.
• Langkah-langkah tersebut antara lain,
membuka posko-posko demam berdarah di Dinkes dan Puskesmas serta membuat instruksi walikota yang ditujukan ke tiap kecamatan dan jajarannya
instruksi diberikan pada camat agar bisa aktifkan kembali Kelompok kerja internal (Pokjanal) demam berdarah, melakukan kerjabakti pemberantasan sarang nyamuk (PSN) yang berkesinambungan dengan menimbun, menguras dan menutup (3M), mengadakan penyuluhan pada masyarakat agar bisa mengenali gejala awal demam berdarah, melakukan pemeriksaan jentik secara berkala langsung pada masyarakat.
Dari langkah-langkah tersebut diharapkan Camat membuat laporan secara berkala pada Dinkes. Selain itu Dinkes juga melakukan pengawasan secara langsung ke rumah sakit dan terus memberikan seruan pada instansi-anstansi swasta agar senantiasa mengantisipasinya.
Program tersebut dicanangkan secara nasional dan ditindaklanjuti oleh masing-masing pemerintah daerah tetapi upaya tersebut belum memberikan hasil yang maksimal.
Program PSN tersebut dapat dilakukan antara lain melalui penyuluhan kesehatan. Promosi kesehatan seperti penyuluhan kesehatan pada hakikatnya adalah upaya intervensi yang ditujukan pada faktor perilaku. Namun pada kenyataannya tiga faktor yang lain perlu intervensi pendidikan atau penyuluhan kesehatan juga, karena perilaku juga berperan pada faktor-faktor tersebut
Upaya pemberantasan demam berdarah terdiri dari 3 hal :
1) Peningkatan kegiatan surveilans penyakit dan surveilans vektor,
2) Diagnosis dini dan pengobatan dini,
3) Peningkatan upaya pemberantasan vektor penular penyakit DBD.
Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit DBD merupakan tanggung jawab bersama antara pemerintah baik lintas sektor maupun lintas program dan masyarakat termasuk sektor swasta. Tugas dan tanggung jawab pemerintah dalam upaya pemberantasan penyakit DBD antara lain membuat kebijakan dan rencana strategis penanggulangan penyakit DBD, mengembangkan teknologi pemberantasan, mengembangkan pedoman pemberantasan, memberikan pelatihan dan bantuan teknis, melakukan penyuluhan dan promosi kesehatan serta penggerakan masyarakat.
Masyarakat dapat ikut berperan dalam 3 upaya pemberantasan penyakit DBD tersebut. Sebagai contoh: peran masyarakat dalam kegiatan surveilans penyakit, yaitu masyarakat dapat mengenali secara dini tanda-tanda penyakit DBD yang menimpa salah satu anggota keluarga maupun tetangga mereka dan segera merujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan terdekat. Sehingga bisa dilakukan penegakan diagnosa secara dini dan diberikan pertolongan dan pengobatan dini.
Masyarakat juga dapat berperan dalam upaya pemberantasan vektor yang merupakan upaya paling penting untuk memutuskan rantai penularan dalam rangka mencegah dan memberantas penyakit DBD muncul di masa yang akan datang. Dalam upaya pemberantasan vektor tersebut antara lain masyarakat dapat berperan secara aktif dalam pemantauan jentik berkala dan melakukan gerakan serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
Pemberantasan DBD akan berhasil dengan baik jika upaya PSN dengan 3M Plus dilakukan secara sistematis, terus-menerus berupa gerakan serentak, sehingga dapat mengubah perilaku masyarakat dan lingkungannya ke arah perilaku dan lingkungan yang bersih dan sehat, tidak kondusif untuk hidup nyamuk Aedes aegypti.
Langkah-langkah kegiatan berhubungan dengan pengendalian vektor demam berdarah dengue yang ditetapkan oleh Departemen Kesehatan RI, yaitu :13
1. Surveilans tempat perindukan vektor
– Pendataan rumah/bangunan di wilayah kerja
– Pemeriksaan tempat perindukan vektor padarumah/bangunan
– Pengolahan data hasil pemeriksaan tempat perindukan vektor
– Rekomendasi kepada petugas kesehatan dan sektor terkait
– Laporan kepada atasan langsung dan sektor terkait
– Penyebarluasan (sosialisasi, diseminasi ( informasi) hasil surveilans/pengamatan kepada lintas program dan lintas sektor maupun swasta dan masyarakat.
2. Pengendalian vektor
– Investigasi rumah/bangunan dan lingkungan yang potensial jentik di wilayah kerja melalui
survey –lingkungan, sosekbud, dan survei entomologi.
– Menentukan jenis pengendalian vektor sesuai dengan permasalahan di wilayah kerja.
– Melakukan pemberantasan vektor sesuai dengan jenisnya.
3. Penyuluhan dan penggerakan masyarakat
– Melakukan identifikasi masalah sesuai dengan sasaran
– Menentukan jenis media penyuluhan sesuai dengan sasaran
– Menentukan materi penyuluhan pengendalian vektor
– Melaksanakan penyuluhan dan penggerakan masyarakat dalam rangka pengendalian vektor khususnya –tempat perindukan
– Menghimpun feed back (umpan balik) yang diberikan oleh sasaran.

Langkah-langkah kegiatan penanggulangan kasus demam beradarah dengue
Langkah-langkah kegiatan penanggulangan Kasus DBD antara lain melakukan kegiatan yang meliputi penyelidikan epidemiologi (PE) yaitu pencarian penderita/tersangka DBD lainnya dan pemeriksaaan jentik di rumah penderita/tersangka dalam radius sekurang-kurangnya 100 meter (di rumah penderita dan 20 rumah sekitarnya)
serta tempat-tempat umum yang diperkirakan menjadi sumber penularan.
Dari hasil PE bila ditemukan penderita DBD lain atau ada jentik dan penderita panas tanpa sebab yang jelas > 3 orang maka dilakukan kegiatan penyuluhan mengenai 3 M Plus,
Untuk itu, kegiatan yang dilaksanakan yaitu pencanangan gerakan massal PSN ini merupakan salah satu upaya untuk mengajak seluruh komponen masyarakat melakukan gerakan pemberantasan sarang nyamuk yang sering kita kenal dengan cara 3M yakni tindakan yang dilakukan secara teratur untuk memberantas jentik dan menghindari gigitan nyamuk demam berdarah dengan cara : menguras, menutup tempat-tempat penampungan air; mengubur semua barang-barang bekas yang ada di sekitar rumah yang dapat menampung air hujan plus tindakan memberantas jentik dan menghindari gigitan nyamuk.
Semua ini merupakan salah satu cara preventif yang efektif dan usaha yang murah serta dapat dilakukan siapa saja, guna memutus mata rantai siklus daur hidup Aedes Aegypty, sehingga pada gilirannya mampu menurunkan kepadatan populasi nyamuk tersebut. kegiatan ini akan sangat berarti apabila dilaksanakan satu kali dalam seminggu, dengan maksud agar daur hidup nyamuk yang berlangsung 7-10 hari tidak tercapai, sehingga nyamuk tidak sempat dewasa, dan berkembang biak, yang pada akhirnya dapat mencegah perluasan penularannya.
Minimimnya kesadaran masyarakat untuk menjalankan pola hidup bersih dan sehat menjadi salah satu faktor utama masalah ini. Untuk itu dibutuhkan pendekatan lain yang lebih menyeluruh, dan yang paling utama adalah melibatkan semua pihak. Menyadari akan pentingnya hal ini, Koalisi untuk Indonesia Sehat bekerja sama dengan Shell Indonesia berinisiatif membuat suatu upaya kerja bersama dengan nama Gerakan Lingkungan Sehat (Gelis).
Fokus program ini adalah memberdayakan masyarakat untuk sadar dan secara bersama-sama melakukan upaya-upaya pencegahan. Dalam program ini masyarakat didorong untuk memiliki kesadaran membersihkan tempat-tempat yang merupakan sumber perkembangbiakan nyamuk aides aegeypti. Para kader gelis menjadi motor penggerak untuk melakukan pemeriksaan sekaligus memberikan penyuluhan tentang upaya-upaya yang perlu diperhatian dalam melakukan pencegahan DBD.

Tinggalkan komentar