“pembuatan Nata de lontar”

BAB I

PENDAHULUAN

  1. Latar belakang

Sulawesi selatan adalah salah satu provinsi di Indonesia dengan wilayah yang sangat luas .potensi yang dimiliki oleh provinsi ini cukup besar karena di dukung oleh sumber daya alam baik migas maupun non migas. Sumber daya alam migas seperti hasil tambang yang banyak tersebar di daerah di provinsi Sulawesi selatan .Sedangkan sumber daya alam non migas tersebar di seluruh daerah yang ada di sulawesi selatan. Iklim yang baik serta kondisi tanah yang subur merupakan factor pendukung banyaknya sumber daya alam non migas seperti beranekaragamnya tumbuhan tropis.

Palem adalah salah satu jenis tumbuhan tropis yang terdapat di Sulawesi Selatan . Tumbuhan palem selain dikenal sebagai tanaman penghasil pangan untuk kehidupan manusia ,juga  mempunyai  nilai-nilai keindahan tersendiri sehingga banyak orang yang membudidayakan untuk tanaman hias. Tanaman  palem  mempunyai  manfaat yang sangat besar karena semua bagian  dari tumbuhan ini bisa dimanfaatkan . Oleh karena itu , bukan hal istimewa apabila famili palem ini  memilki prospek yang cukup potensial dimasa mendatang .Adapun jenis dari keluarga palem ,antara lain : kelapa  dan kelapa sawit, sagu, rotan, pinang, lontar, pinang, lontar atau siwalan , aren serta nipa. Tanaman tersebut memiliki morfologi  yang mirip sehingga dimasukkan  dalam  satu famili. Semua jenis palem yang ada telah  dikenal oleh masyarakat awam dan dimanfaatkan oleh masyarakat. (Rahman &  Sudarto, 1995: 11)

Diantara  palem-palem  yang dimanfaatkan  oleh  manusia , lontar atau siwalan  yang dalam bahasa latin  dikenal sebagai  Boranmus fabellifer  adalah jenis palem yang banyak  dikenal dimasyarakat . Jenis pohon tersebut lebih  banyak  jumlahnya  dibandingkan dengan  jenis lainnya , kecuali pohon kelapa . Namun , pada kenyataanya pohon palem jenis  Boranmus  termasuk jenis palem  yang paling sedikit  diteliti  terutama  terkait dengan pemanfaatanya. Golongan dari pohon ini sangat sulit di data oleh pemerintah ,karena jumlahnya yang sangat  besar, penyebarannya sangat luas ,serta  pohonya yang  sangat  besar. (Fox ,1996 : 263)

Pemanfaatan tanaman lontar  juga masih sangat terbatas , baik dilihat dari bagian-bagian tanaman yang dimanfaatkan , jenis produk yang dihangsilkan maupun teknologi  yang diterapkan . Berbagai hasil studi menunjukkan bahwa  masih cukup banyak kemungkinan untuk mengembangkan  bagian-bagian tanaman lontar  sebagai bahan baku industri yang dapat dijandikan mata dagangan  ekspor  maupun  kebutuhan dalam negeri.

Tanaman lontar bukan saja berpotensi sebagai komoditi bahan pemanis, tetapi bisa lebih dari itu . Bahkan  Lembaga Biologi  Nasional  (LBN) LIPI dalam lutony (1993 : 112-113) menggolonglan  lontar  sebagai  tanaman  industri  yang  perlu  dikembangkan . Semua komponen yang terdapat  pada lontar dapat  dipergunakan . Nira dari lontar yang diperoleh dari penyadapan  digunakan oleh penduduk lokal sebagai bahan baku gula merah. Selain itu , nira lontar ini pula sering dijadikan minuman keras  (ballo : bahasa  makassar}, sedangkan daunnya dapat dimanfaatkan untuk membuat kerajinan tangan, atap rumah dan sebagainya . Batang  dari lontar dapat  dibuat tiang  yang dapat  dipergunakan  untuk bangunan . Buah dari lontar di jual  oleh penduduk  sekitar dengan cara menjajakan ke kampung-kampung.

Buah lontar hanya dapat dikomsumsi  jika  masih muda . Buah lontar yang telah dipisahkan dari kulitnya tidak  dapat bertahan lama  dan cepat menjadi basi . Peminatnya

Pun sangat rendah . Dari  hasil survey di lapangan harga jual buah lontar  untuk setiap kantongnya  10 buah adalah Rp 2000, buah yang dijual terkadang tidak laku sehngga harus di buang . hingga saat ini belum ada terobosan untuk memanfaatkan buah ini menjadi produk pangan yang inovatif  dan memiliki harga jual

Rasa dan tekstur serta aroma dari buah lontar mirip dengan buah kelapa sehingga buah lontar dapat diolah seperti halnya buah kelapa. Salah satu pemanfaatan buah kelapa adalah  nata\ de coco yang menggunakan air kelapa dengan demikian,  buah  lontar dapat diolah menjadi nata dengan nama nata de lontar  karena bahan dasar  yang digunakan adalah buah lontar.

Berdasarkan hal diatas, maka pada penulisan  ini  akan dikaji prospek pembuatan  nata de lontar sebagai produk  olahan pangan.

 

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam penulisan ini adalah bagaimanakah proses pembuatan nata de lontar sebagai produk olahan pangan.

 

C. Tujuan Penulisan.

Adapun tujuan penulisan adalah untuk mengetahui proses pembuatan nata de lontar sebagai produk olahan pangan.

D. Manfaat penulisan

Manfaat yang diharapkan dari hasil penulisan ini, yaitu :

  1. Pemerintah : sebagai sumber informasi untuk mengembangkan potensi pohon lontar didaerah.
  2. Masyarakat : sebagai masukan sehingga nantinya dapat memanfaatkan hasil penulisan ini untuk membuka usaha kecil.
  3. Penulis : sebagai bahan referensi untuk melakukan penelitian eksperimen pembuatan nata  de lontar sebagai produk olahan pangan.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

 

  1. A.                Pohon  Lontar

 

Pohon lontar atau siwalan adalah sejenis pohon palem yang tumbuh di asia selatan dan asia tenggara . Pohon ini tumbuh di daerah berilklim kering . Di  Indonesia, lontar terutama tumbuh di daerah sebelah timur pulau Jawa seperti Madura , Bali, Nusa Tenggara  dan Sulawesi Selatan.

Dalam dunia ilmu pengetahuan lontar dikenal dengan nama Borannus flabellifer . Tumbuhan ini merupakan pohon yang tumbuhnya tunggal dan berbatang lurus yang dapat mencapai tinggi sampai 30 m. Batangnya seperti batang pohon kelapa atau bahkan lebih besar lagi. Permukaan batangnya lebih halus dan berwarna agak kehitam-hitaman. Daun berbentuk seperti kipas yang bundar. Tepinya banyak mempunyai lekuk lancip . Daun-daun tuanya tidak segera luruh tetapi tetap melekat di ujung batang, sehingga tajuk pohonya menjadi bundar. Perbungaanya erbentuk tandan , dimana pembungaan jantan dan betinanya masing-masing terletak pada pohon yang berlainan. Buahnya besar, bulat di dalamnya berserabur, dan mengandung air. Setiap buah rata-rata memiliki satu hingga tiga biji dan isinya berwarna putih. (Sastrapradja, 1990 : 85)

Daging buah lontar yang masih muda memiliki rasa yang enak untuk dimakan . Teksturnya yang lembek dan rasanya yang manis dapat dibuat minuman seperti minuman kelapa muda. Tekstur buah lontar yang telah tua sangat keras sehingga tidak dapat dikomsumsi dan digunakan untuk perbanyakan . (Lutony, 1993 : 114)

Petumbuhan pohon lontar umumnya di daerah yang beriklim kering dan sangat mudah tumbuh meski tanpa perawatan. Oleh masyarakat umum pohon lontar terkadang dianggap pohon pengganggu sehingga harus  diberantas . pohon lontar dirasa kurang memberikan manfaat seperti halnya pohon kelapa dan pohon palem lainnya. Buah dari pohon lontar tidak memiliki daya jual yang tinggi sehingga cenderung diabaikan. Padahal kegunaan dari pohon ini sangat banyak sehingga dapat dijadikan alternatif untuk berwira usaha (Fox ,  1996 : 262 – 263)

Tanaman lontar dapat juga dapat dikatakan sebagai flora industri yang serba guna. Alasannya ,karena selain menjadi sumber penghasil gula bagian-bagian lainnya juga masih dapat memberikan manfaat dan khususnya pada makalah ini yang akan membahas buah dari pohon lontar ini yang dapat diolah sebagai produk olahan pangan yang tidak kalah dengan produk dari spesiesnya yang lain.

B. Pengertian Nata dan Proses Pembuatan Nata

1. Pengertian

Nata berasal dari bahasa spanyol yang berarti krim. Menurut margareta (1993 : 92) nata adalah suatu makanan yang berbentuk gelatin yang dihasilkan dengan bantuan bakteri dan digunakan sebagai bahan makanan. Sedangkan dalam situs warintek, nata adalah biomassa yang sebagian besar terdiri dari selulosa, berbentuk agar dan berwarna putih.

Senada dengan hal tersebut, Winarno dalam Wikipedia@iptek.net (12 November 2006) mendefenisikan nata sebagai kumpulan sel bakteri (selulosa) yang mempunyai tekstur kenyal, putih, menyerupai gel dan terapung pada bagian permukaan cairan  (nata tidak akan tumbuh didalam cairan). Defenisi lain juga diungkapkan oleh Suryani (2005 : 5) tentang nata,yaitu produk hasil fermentasi menggunakan mikroba acetobacter xylinum

Berdasarkan berbagai defenisi nata diatas, maka dapat disimpulkan nata adalah suatu produk makanan hasil fermentasi yang berbentuk gel, bertekstur  kenyal, berwarna putih  yang merupakan kumpulan sel bakteri (selulosa).

Bahan yang sering digunakan sebagai media unrtuk pembuatan nata  adalah air kelapa sehingga produknya dikenal dengan nama nata de coco. Seiring dengan berkembangnya pengetahuan, pembuatan nata tidak hanya menggunakan air kelapa tapi juga menggunakan bahan lain. Nama yang diberikan pun berbeda-beda tergantung dari bahan dasar yang digunakan . nata yang terbuat dari air tahu disebut nata de soya, dari nanas yaitu nata de pina, dan nata dari kulit pisang disebut nata de banana. Bahan yang lain dapat digunakan jika mengandung glukosa (winarno dalam Wikipedia @iptek.net, 12 November 2006)

Dalam pembuatan nata dibutuhkan bakteri yang akan  mengubah glukosa menjadi selulosa.bakteri akan mudah tumbuh pada media yang memiliki kadar gula yang baik. Selain itu media tempat bakteri tumbuh harus mampu menyediakan makanan dan asam amino (margareta,  1993 : 89)

Bakteri yang digunakan dalam pembuatan nata adalah Acetobacter aceti  dan Acetobacter xynilum . Kedua jenis bakteri ini termasuk bakteri pembentuk asam asetat. Bakteri tersebut akan mengubah glukosa menjadi selulosa.jalinan selulosa inilah yang membuat nata menjadi putih. Bakteri ini diperbanyak dengan membuat starter. Komposisi media starter biasanya hampir sama dengan komposisi cairan fermentasi. Perbedaanya terletak pada proses pembuatannya yang lebih bersih, dan memerlukan perlakuan khusus . (winarno dalam Wikipedia@iptek.net, 12 November 2006)

Menurut Thinmann (Palungkun, 2005 : 99), pembetukan nata de coco terjadi karena proses pengambilan glukosa dari larutan gula atau gula dalam air kelapa oleh sel-sel Acebacter Xylinum  Kemudian glkosa tersebut digabungkan dengan asam lemak membentuk prekorsor  (penciri nata) pada membran sel. Prekursor ini selanjutnya dikeluarkan dalam bentuk ekskresi dan bersama emzim mempolimerisasikan glukosa menjadi selulosa di luar sel.

2. Proses Pembuatan Nata

Dalam warintek@progressio, pembuatan nata dimulai dengan fermentasi nata yang dapat dilakukan melalui tahap-tahap berikut :

1)      Pemeliharaan biakan murni Acetobacter xylinum.

2)      Pembuatan starter

3)      Fermentasi

1)      Penelitian biakan murni Acetobacter xylinum

Fermentasi nata memerlukan biakan  murni Acetobacter xylinum.  Biarkan murni ini harus dipelihara sehingga dapat digunakan setiap saat diperlukan. Pemeliharaan terdsebut meliputi (1) proses penyimpanan sehingga dalam jangka waktu yang cukup lama viabilitas  (kemampuan hidup) mikroba tetap dapat dipertahankan, dan (2) penyegaran kembali mikroba yang telah di simpan sehingga terjadi pemulihan viabilitas  dan mikroba  dapat disiapkan sebagai inukulum fermentasi.

  1. penyimpanan

–          Acetobacter xylinum  biasanya disimpan pada agar miring yang terbuat dari media Hassid  dan Barker yang dimodifikasi dengan dengan komposisi sebagai berikut : glukosa 100 gram , ekstrak khamir 2,5 gram ,K2HPO4   5 gram,( NH4)2SO4 ­  0,6 gram, MgSO0,2 gram, dan air kelapa 1 liter

–          Pada agar miring dengan suhu penyimpanan  4 -70  oC, mikroba ini dapat disimpan 3-4 minggu .

  1. Penyegaran

Setiap  3 atau 4 minggu , biakan A , xylinum harus dipindahkan kembali pada agar miring baru , setelah 3 kali  penyebaran, kemurnian biakan harus  diuji  dengan melakukan isolasi biakan pada agar cawan . Adanya koloni asing pada permukaan cawan menunjukkan bahwa kontaminasi telah terjadi.biakan pada agar miring yang tekah terkontaminasi, harus diisolasi dan dimurnikan kembali sebelum disegarkan .

 

 

2.) pembuatan starter

a. starter adalah populasi mikroba dalam jumlah dan kondisi fisiologi yang siap diinokulasikan pada media fermentasi. Mikroba pada starter tumbuh dengan cepat dan frmentasi segera terjadi .

b. media starter biasa identik dengan media fermentasi.Media ini diinokulassikan dengan biakan murni dari agar miring yang masih segar (umur 6 hari).

c. starter baru dapat digunakan 6 hari setelah diinokulasikan dengan biakan murni .pada permukaan starter akan tumbuh mikroba membentuk lapisan tipis berwarna putih lapisan ini di sebut nata semakin lama lapisan ini semakin menebal sehingga ketebalannya mencapai 1,5 cm .starter yang berumur 9 hari tidak dianjurkan digunakan lagi karena kondisi fisiologi mikroba tidak maksimum bagi fermentasi, dan tingkat kontaminasi mungkin sudah cukup tinggi

d. volume starter di sesuaikan dengan volume media fermentasi yang akan disiapkan. Dan dianjurkan volume starter tidak kurang dari  5% volume media yang akan difermentasi menjadi nata . pemakaian starter yang terlalu banyak tidak dianjurkan karena tidak ekonomis

 

 

3) fermentasi

a. fermentasi dilaskukan pada media cair yang telah dinolukasi dengan starter .fermentasi berlangsung pada kondisi aerob (membutuhkan oksigen). Mikroba tumbuh terutama pada permukaan media.

Fermentasi dilangsungkan sampai nata yang terbentuk cukup tebal (1,0-5,5 cm). Biasanya ukuran tersebut tercapai setelah 10 hari ,dan fermentasi diakhiri pada hari ke 15. Jika fermentasi tetap diteruskan,kemungkinan permukaan nata mengalami kerusakan oleh mikroba pencemar

.b. nata berupa lapisan putih seperti agar. Lapisan ini adalah masa mikroba berkapsul dari selulosa

  1. Lapisan nata mengandung sisa media yang sangat asam.rasa dan bau masam tersebut dapat dihilangkan dengan perendaman dan perebusan dengan air bersih.

Untuk selanjutnya pembuatan nata ini diakhiri dengan pemanenan hasil yakni:

–          wadah perendaman dan perebus. Wadah ini digunakan untuk merendam dan merebus nata dengan air bersih agar hilang rasa dan bau masamnya.

Wadah harus dari bahan tahan asam.

–          pemotongan nata.alat ini digunakan untuk memotong nata sehingga berbentuk kubus. Alat paling sederhana adalah pisau. Untuk memotong nata dalam jumlah besar dapat digunakan mesin pemotong yang digerakkan dengan tangan atau digerakkan dengan mesin

Untuk membuat nata dari buah lontar ,yang digunakan adalah ekstrak dari buah lontar. Buah lontar kurang mengandung air sehingga perlu langkah ekstraksi terkebih dahulu . dalam prosesnya, semua langkah diatas tidak dilakukan  karena bahan berupa bakteri yang telah dibiakkan tersedia dipasar demikian juga starter sehingga langkah yang dilakukan dapat diringkas.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

METODE PENULISAN

  1. Jenis tulisan

Jenis tulisan yang digunakan adalah dekskriptif .Dalam penelitian akan menggambarkan tentang proses pembuatan nata de lontar sebagai produk olahan pangan

  1. Objek penulisan

Dalam penulisan makalah iui    yang menjadi objek penulisan  adalah buah lontar .buah lontar tesebut akan diolah menjadi nata de lontar dengan prosedur kerja yang sama dengan pembuatan nata de coco sehingga akan menghasilkan produk olahan pangan yang bernilai jual.

  1. Teknik Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam  penulisan merupakan hasil dari library research. Yang menjadi sumber pustaka yaitu buku, jurnal, maupun artikel dalam internet serta laporan  hasil penilitian

  1. Tekhnik Analisis Data

Data yang diperopleh dari sumber –sumber diu atas kemudian dikumpulkan  lalu dianalisis . Setelah itu, data tersebut dipaparkan sesuai dengan data yang diperoleh.

BAB IV

PEMBAHASAN

Dari hasil kajian pustaka dapat dilihat bahwa buah lontar dapat djadikan bahan dasar (baku) pembuatan nata . syarat bahan yang dapat dibuat nata, yaitu mengandung glukosa 10-15% shingga bakteri yang ditambahkan dapat tumbuh dengan baik .Buah lontar muda memilki persyaratan tersebut sehingga ekstrak buah lontar dapat dijadikan media tumbuhnya bakteri Acetobacter xylinum. Buah lontar yang sudah tua tidak dapat dibuat nata karena kandungan glukosanya sangat sedikit dan teksturnya yang sangat keras sehingga tidak dapat dikstrak.

Daging buah lontar muda memilki rasa yang enak serta tekstur yang lembek. Rasanya yang manis dapat dibuat minumaneperti minuman kelapa muda. Dengan melihat fakta tersebut maka buah lontar dapat diolah menjadi nata. Nata yang ihaslkan disebut nata de lontar sesuai dengan bahan dasar yang igunakan.

Proses pembuatan nata de lontar lebih lama dibandingkan dengan pembuatan nata de coco. Pada pembuatan nata de lontar, yang digunakan adalah ekstrak dari biji buah lontar. Kandungan air buah lontar sebagian bsar terdapat dalam bijinya sehingga untuk memperoleh air (sari), maka terlebih dahulu biji buah lontar harus dibuat ekstrak. Proses pembuatan nata de lontar selanjutnya mngikuti prosdur pembuatan nata de coco. Akan tetapi,dalam pelaksanaanya,tahapan pemeliharaan biakan murni Acetobacter xylinum dan pembuatan starter tidak dilaksanakan. Hal ini terjadi karena bakteri yang telah dibiakkan dapat diperoleh langsung demikian juga dengan starternya. Bakteri dan starter mudah diperoleh serta harganya pun dapat terjangkau.

Adapun proses pembuatan nata de lontar sebagai berikut:

  1. pembuatan Ekstrak Buah Lontar

buah lontar diblender dengan perbandingan  6:1  dan akan menghasilkan ekstrak kurang lebih satu liter. Ekstrak yang diperolehkemdiandiendapkan lalu disaring dengan kain kasa untuk menghilangkan ampas dan kotoran.

  1. Ekstrak buah lontar dipanaskan sampai mendidih dengan api besar sambil diaduk-aduk. Setelah mendidih ditambahkan  (a) asam asetat glacial  (10 ml asam astat untuk setiap 1 liter ekstrak), dan (b) gula (75% beserta ekstrak / 80 gram untuk setiap 1 liter ekstrak buah lontar ). Campuran ini diaduk sampai gula larut.
  2. urea (sekitar 5 gram untuk 1 liter kstrak pada bagian (2) dilarutkan di dalam sedikit ekstrak buah lontar yang telah dimasak. Larutan ini didihkan kemudian ituangkan pada ekstrak bagian (2). Larutan yang diperoleh disebut media nata. Larutan ini didiamkan sampai hangat kuku.
  3. media nata ditambahkan engan starter (setiap 1 liter media nata membutuhkan 50-100 ml starter ), kemudian dipindahkan ke dalam wadah fermentasi dengan ketinggian media 4 cm. Wadah ditutup dengan kertas yang telah dipanaskan di dalam oven pada suhu 140  oC selama 2 jam. Wadah berisi media disimpan di ruang fermentasi selama 12-15 hari sampai nata yang terbentuk cukup tebal (1,5-2,0) cm
  4.       Lapisan nata diangkat, kemudian dicuci dengan air bersih. Setelah itu nata direndam di dalam air mengalir atau air yang diganti-gantidengan air segar selama 3 hari. Nata yang telah direndam kemudian dipotong-potong dengan panjang 1,5 cm dan lebar 1,5 cm. potongan nata direbus 5-10 menit, kemudian dicuci dan direbus lagi selama 10 menit. Hal ini diulangi sampai nata tidak berbau dan berasa asam lagi.
  5. pengemasan
  6.       Pembuatan sirup. Gula yang putih bersih dilarutkan ke dalam air (setiap 2 kg gula dilarutkan ke dalam 4 liter air bersih ), kemudian ditambahkan vanili secukupnya. Larutan sirup direbus sampai mendidih.
  7.       Nata yang telah siap dimasukkan ke dalam sirup. Setelah itu nata de lontar dikemas di dalam gelas plastik, botol atau plastik yang ditutup rapat (kedap udara).

Pembuatan nata delontar sangat mudah dan tidak membutuhkan modal yang banyak. Bahan bakunya sangat mudah diperoleh dan harganya relatif murah . yang dibutuhkan adalah kemauan dan kesabaran yang besar untuk mampu menghasilkan satu produk.

Hasil yang diperoleh dari proses tersebut adalah lembaran nata yang akan dipotong dengan ukuran 1,5 x 1,5 cm. nata de lontar yang dihasilkan berwarna putih dan bertekstur lembut seperti halnya nata yang lain. Rasa serta aromanya tidak berbeda dengan nata de coco yang telah lebih dulu ada di pasaran.

Nata de lontar yang telah jadi dapat bertahan selama kurang lebih sebulan tanpa menggunakan bahan pengawet. Akan tetapi, jika ingin nata de lontarnya bertahan lebih lama, maka dapat ditambahkan dengan pengawet yang diizinkan, yaitu natrium benzoat.

Pengawet ini tidak memilki efek yang cukup berarti bagi kesehatan manusia sehingga aman dikomsumsi.

Dilihat dari segi gizi, nata de lontar sebenarnya tidak memiliki nilai gizi berarti bagi manusia. Nilai gizi yang terkandung pada nata de lontar sama dengan nilai gizi yang terkandung pada buah lontar sebelum diolah, karena mengalami perubahan yaitu glukosa pada buah lontar menjadi selulosa. Secara kimia yang berubah adalah strukturnya dari

monomer menjadi polimer sehingga nilai gizinya tidak terlalu banyak berubah. Oleh sebab itu, produk ini dapat dipakai sebagai sumber makanan rendah energi maupun kalori untuk keperluan diet. Nata de lontar juga menjadi lebih enak bila dicampurdengan es krim,koktail buah atau sirup.

Skema proses pembuatan nata de lontar  sebagai berikut :

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

  1. Kesimpulan

Dari hasil pembahasan,  maka dapat disimpulkan bahwa buah lontar dapat dijadikan bahan dasar pembuatan nata.Nata yang diperoleh disebut nata de lontar. Proses pembuatannya sangat mudah dengan melewati tahapan,yaitu : ekstraksi, penyaringan, pencampuran, pemanasan, pendinginan, fermentasi, pemanasan, pencucian dan pengemasan . Produk yang dihasilkan baik rasa, aroma maupun tekstur tidak jauh berbeda dengan produk nata yang lain.

  1. Saran

Melalui makalah ini maka diharapkan agar :

  1. hasil kajian dengan library research ini dapat dijadikan  acuan oleh penulis selanjutnya untuk mengkaji lebih dalam  dengan melakukan eksperimen (penelitian) pembuatan nata de lontar.
  2. Hasil kajian dengan library research ini dapat dijadikan referensi oleh masyarakat dalam pembuatan nata de lontar sebagai produk olahan pangan.

 

DAFTAR  PUSTAKA

Fox, J.  James.  1996. Panen lontar   (Perubahan Ekologi  Dalam Kehidupan  Masyarakat Pulau  Rote Dan Sawu). Jakarta : Pustaka Sinaran Harapan.

Lutony, T. L. 1993. Tanaman Sumber Pemanis . Jakarta: Penebar Swadaya

Margaretha.1993. prospek pemanfaatan Air kelapa di Indonesia . Jurnal Litbang Pertanian,XII (4) : 85-93.

Palungkun,  Rony. 2005. Aneka Produk Olahan Kelapa. Jakarta  : Penebar Swadaya

Rahman , A. Kadir & Sudarto,  Yudo.  1995. Nipah  : Sumber Pemanis Baru. Yogyakarta :Kanisus

Salam .2006. “Metode Penelitian Kualitatif’’ Makalah. Jurusan Bahasa   dan Sastra Indonesia dan daerah.Makassar

Sastrapradja, Setijati. 1990. Palem Indoneia. Jakarta : Balai Pustaka

Suryani, Ani dkk. 2005. Membuat Aneka Nata. Jakarta : Penebar Swadaya

Warintek@progressio. 2006.Nata de Coco. Diakses tanggal 12 November 2006

Winarno, F.G. 2006. Mempelajari Proses Pembuatan Nata de Coco. Artikel. Wikipedia@iptek.net.